Manado, (GN) – Salah seorang korban mafia tanah Jhon Hamenda mengaku tetap tegar, dan berusaha keras untuk mendapatkan haknya atas kepemilikan sebidang tanah. Pengusaha asal Kota Manado, Sulawesi Utara ini adalah satu dari sekian banyak korban mafia tanah yang terus mencari keadilan.
Jhon cerita, kasusnya bermula pada 2003 silam, saat dirinya akan melakukan pembangunan pusat perbelanjaan di kota Manado bersama sejumlah rekan bisnisnya. Saat itu proyek segera berjalan, proses pemasaran unit juga sudah masif dilakukan. Setahun berjalan, Ia terjerat kasus hukum dari bisnisnya yang lain.
“Sebelum menjalani hukuman saya sepakat dengan sejumlah rekan menitipkan sartifikat tanah di Manado, untuk meyakinkan investor terkait pembangunan mall yang mangkrak,” katanya, seperti siaran dalam channel youtube inews.id.
• Survei Kepercayaan Publik Terhadap Polri dalam Penegakan Hukum Meningkat
Saat Pria bertubuh tinggi ini selesai menjalani hukuman penjara, bukanya mendapat kabar gembira dalam pengetahuanya sartifikat tahan tersebut telah berpindah tangan. Bahkan telah beberapa kali berganti nama pemilik tanpa persetujuanya.
“Saya punya bukti surat penitipan sartifikat, untuk jaminan apabila investor menuntut atas terhentinya pembangunan mall di Manado. Laporan saya awalnya stagnan di Kepolisian,” ujarnya.
Titik terang itu muncul setelah surat pengaduan masyarakat darinya dijawab oleh Kapolri untuk segera ditindaklanjuti. Kasus mafia tanah menurut Jhon, telah melibatkan banyak pihak, oknum juga bermain dibaliknya. Utuk perlawanan diperlukan ekstra tenaga dan biaya yang lumayan melelahkan.
• Tiga Pelaku Penganiayaan Anggota Polsek Batuampar Diringkus
Saat ini, mafia tanah telah menyasar atau menjadikan korban dari masyarakat kelas bawah hingga kelas atas. Para mafia tanah semakin terbuka dalam aksinya.
Bahkan untuk sejumlah kasus mafia tanah selalu di atas angin. Tak sedikit kasus tanah telah dimenangkan dengan mudah di meja hijau.
Kekuasaan mafia tanah makin menjadi-jadi ketika terjalin kolaborasi dengan oknum pihak berwenang yang menyalahgunakan kekuasaan dan kewenangannya.(edt)
