Kamis, September 12, 2024
spot_img
BerandaDAERAHIsu Miring Pelindo Akibat Ulah Oknum Pegawainya Monopoli Proyek di Batam

Isu Miring Pelindo Akibat Ulah Oknum Pegawainya Monopoli Proyek di Batam

Batam, – Semangat Pemerintah menggenjot devisa Negara dari investasi bidang Kemaritiman mulai ternoda, akibat ulah pegawai BUMN disektor Pelabuhan itu sendiri. Isu miring terkait monopoli proyek Pelindo yang dikerjakan oleh oknum pegawainya sendiri melalui kroninya mulai mencuat.

Kabar sejumlah kegiatan proyek di Pulau Nipah, Kecamatan Belakangpadang, Batam yang dikerjakan oleh sejumlah perusahaan diduga milik oknum Pegawai Pelindo Cabang Batam berinisial AG dan kroninya berhembus kencang.

Rusaknya citra Pulau Nipah, Akibat Ada dugaan tindakan monopoli Oknum Pejabat Pelindo tersebut sempat dimuat oleh sejumlah media. Meski belakangan ini pemberitan itu sedikit landai.

Arahan dan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan potensi Pulau Nipa dengan menerapkan konsep Pertahanan Berbasis Ekonomi seakan ternodai.

Rusaknya nama besar Pulau Nipa yang merupakan kawasan ekonomi berbasis militer ini karena adanya tindakan oknum pejabat tersebut.

Informasi mengenai oknum pejabat di Pelindo ini, yang ingin memonopoli kawasan yang merupakan pulau terluar Indonesia cepat menyebar dikalangan pemburu informasi.

“Tindakan yang dilakukan oleh oknum pejabat di Pelindo ini tidak mencerminkan akhlak yang dibangun di dalam tubuh BUMN,” ujar seorang sumber yang dimintai tanggapan terkait pemberitaan sejumlah media.

Dalam artikel yang dipublik di media online lokal, ada dugaan oknum pejabat di Pelindo melakukan praktek monopoli pekerjaan di Pulau Nipa.

Informasi yang diperoleh di lapangan sangat kencang, bahwa dugaan kuat oknum yang melakukan tindakan tidak terpuji tersebut berinisial Ag.

AG nekat melakukan tindakan culas dalam pekerjaan di Pulau Nipah itu karena ia memiliki jabatan yang sangat strategis.

Indikasi aksi monopoli pekerjaan oleh Ag diketahui melalui beberapa perusahaan miliknya yang bernaung di bawah PT BML (Shipping Agencies and Marine Equipment) Group.

PT BML merupakan sebuah perusahaan pengiriman barang dan bongkar muat kapal dengan tujuan memenuhi kebutuhan keagenan Pelayaran di Pelabuhan Batam.

Berdasarkan informasi dari narasumber yang pernah berkecimpung disalah satu kegiatan, bahwa awalnya Ag mendirikan sebuah perusahaan yakni PT BML pada tahun 2022 lalu.

Singkat cerita, perusahaan tersebut menjelma menjadi sebuah perusahaan induk dengan sejumlah anak perusahaan yang mengerjakan sejumlah proyek tersebut.

PT BML  telah melahirkan beberapa  perusahaan untuk mendukung semua jenis pekerjaan yang ada di Pulau Nipa.

Berikut ini beberapa perusahaan yang tergabung di bawah naungan PT BML. Antara lain PT BMS bergerak di bidang Cargo Surveyor.

Kemudian, PT NTM bergerak di bidang Boat Services and Pilotage. Lalu, PT MAP bergerak di bidang Shipchandler dan selanjutnya, PT OPI dan PT SJE.

Bahkan, gurita bisnis Ag telah merambah ke Travel Agent di bawah PT. CTN. Lalu, dia juga membuat perusahaan Car Rental di bawah perusahaan PT. EAB dan PT.SMB.

Dari semua perusahaan tersebut, Ag melibatkan orang-orang terdekatnya yang memiliki keluarga.

Seperti orang tua, istri, adik serta saudaranya untuk menduduki jabatan-jabatan strategis disetiap perusahaan yang ia bikin.

Dengan dilakukannya monopoli semua pekerjaan yang ada di Pulau Nipa tersebut, otomatis Ag memiliki harta kekayaan yang berlimpah dan sangat fantastis jumlahnya.

Kemudian, berdasarkan informasi yang dihimpun bahwasanya Ag juga baru membeli dua unit apartemen sekaligus secara tunai di salah satu lokasi di Batuampar, Batam.

Belum lagi sejumlah rumah dan ruko serta kendaraan yang sudah tidak terhitung lagi banyaknya yang dia miliki, yang semuanya diduga ia dapatkan dari keuntungan perusahaan yang ia miliki.

Dan, masih menurut informasi tersebut dalam melakukan pekerjaan bongkar muat, kuat dugaan dia juga melakukan manipulasi pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pekerjaan tersebut.

Lanjutnya, Ag sebagai owner pada ketujuh perusahan tersebut diduga telah memonopoli semua pekerjaan di PT. Pelindo. Dan, yang paling merugikan negara ialah mengenai Bongkar Muat di Kapal atau Ship to Ship.

Contohnya, dia melakukan bongkar muat 100.000 Metrik Ton, kemudian yang dilaporkannya kepada instansi terkait hanya 15.000 Metrik Ton.

“Paling sedikit 200.000 Metrik ton dan kadang-kadang mencapai da 500.000 Metrik Ton. Sementara PNBP yang dilaporkannya ke KSOP hanya sebesar 15.000 Metrik Ton, “ungkap sumber yang mewanti-wanti namanya disamarkan.

“Dan kalau mau dibuktikan bisa di cek manivesnya di Bea Cukai, “tambah sumber media ini pernah menjadi bagian perusahaan tersebut.

Kemudian ungkapnya rata-rata Ag  mendapatkan keuntungan dari setiap pekerjaan yang dilaporkannya, diduga tidak sesuai dengan manifest diperkirakan mendapat keuntungan sebesar USD 72.000 setiap kali kegiatan bongkar muat.

Menurut sumber yang sama, proyek yang dikerjakan oleh perusahaan tersebut, didapatkan sejak tahun 2022. Dimana perusahaan-perusahaan miliknya itu baru didirikan dan masih berjalan hingga sekarang.(Red)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
spot_img

Most Popular

Recent Comments