Batam, – Kasus penipuan dan pemerasan oleh Warga Negara (WN) China yang diungkap Interpol Mabes Polri, Ditreskrimsus Polda Kepri dan Ministry of Public Security Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terus didalami. Petugas gabungan, Jumat (1/9/23), melaksanakan pra rekonstruksi di 3 TKP yang dimanfaatkan para pelaku.

Direktur Ditreskrimsus Polda Kepri Kombes Pol Nasriadi mengatakan, pra rekonstruksi penting dilakukan sebelum menyerahkan atau melimpahkan tersangka dan barang bukti secara Police to Police. Aktivitas love scamming dilokasi terjadi dalam kamar yang telah disiapkan oleh pelaku wanita untuk memancing korban dalam jaringan.
• Interpol Mabes Polri dan China Bongkar Love Scamming di Batam
“Persiapan berkas dan barang bukti para tersangka lengkap, Ministry of Public Security Republik Rakyat Tiongkok (RRT) melalui surat dari kedutaan besar negara asal terbit, para pelaku Love Scamming ini akan dipulangkan untuk menerima hukuman di tempat asal mereka,” katanya.
Penyidikan sementara, dijelaskannya, bahwa tidak cukup bukti untuk menjerat para WN China dengan hukum Indonesia karena tidak ada WNI yang menjadi korban. Sementara lokasi di Kara Industri Park, Batam Center diketahui sebagai tempat tinggal sekalian mencari korban phone sex sebelum Video Call Sex (VCS) berlangsung.
“Modus mereka bekerja pada malam hari di ruko Sakura Permai, Baru Ampar untuk melakukan Video Call Sexs (VCS). Ketika pagi hari atau dini hari mereka pindah ke TKP di Kara Industrial Park untuk istirahat” ujarnya.
• Batam Dimanfaatkan Pelaku Asal China Sebagai Markas Scamming
Dijelaskannya, ada sekitar 3 lokasi yang digunakan untuk melancarkan aksi kejahatan tersebut. Lokasi yang digrebek oleh petugas gabungan lokasinya di Komp Ruko Sakura Permai, Batu Ampar dan pertokoan Sei Panas yang dijadikan tempat beraksi.
“Petugas telah melakukan pemeriksaan, hasil dari koordinasi dengan kepolisian china kami belum mendapatkan korban WNI. Polda Kepri berkoordinasi dengan Kepolisian China untuk membuka seluruh file data diseluruh laptop, hp para tersangka untui mencari bukti pendukung dan video asusila,” tegasnya. (Rid)