Batam, [GT] – Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) resmi membuka Gebyar Melayu Pesisir (GMP) 2024, Kamis (15/8/24) di Marriot Hotel Batam. Event tahunan ini, untuk digitalisasi transaksi dan pemasaran UMKM demi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Kepala Kantor BI Perwakilan Kepri Suryono mengatakan, GMP merupakan agenda tahunan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepri berkolaborasi dengan Pemerintah Provisi (Pemprov) Kepri, yang diselenggarakan sejak tahun 2021.
“Setiap tahun GMP mengangkat tema berbeda, namun dengan tujuan yang sama mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah. Kali ini, GMP 2024 lebih dititikberatkan pada digitalisasi untuk transformasi ekonomi di Kepri dami kemajuan negeri,” katanya.
Suryono menjelaskan, kenapa digitalisasi diperkuat adalah satu strategi Bank Indonesia untuk berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui pengembangan UMKM. Meski, diakuinya, ada beberapa kendala terkait jaringan koneksi internet di Kab/Kota lain.
“Saat ini, konektivitas sistem digitalisasi memang masih terbesar di kota Batam, karena letak dan geografisnya. Kedepan, BI Kepri akan terus berkolaborasi dengan stekholder terkait, agar sistem digitalisasi dapat berjalan maksimal termasuk di daerah terluar Kepri,”ujarnya.
Lebih lanjut, Suryono merinci, targetnya mencapai Rp 10 miliar lebih nilai transaksi pada GMP 2024 ini, mengingat ada sekitar 80 stand UMKM yang terlibat pameran produk unggulan dalam festival digitalisasi transaksi perbankan.
“Produk UMKM Kepri yang dipamerkan dan dapat dipasarkan di GMP 2024 yang telah dinyatakan lolos kurasi. Harapanya, dengan digitalisasi semua yang terlibat dapat diuntungkan. GMP juga menjadi momen yang baik untuk mendorong pelaku UMKM di Kepri naik kelas,” jelasnya.
Deputi Bank Indonesia Juda Agung secara hybrid mengatakan, kegiatan seperti ini baik dalam rangka mendorong perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan. Pelaku UMKM harus berinovasi untuk menghasilkan produk yang dapat bersaing di pasar lokal atau regional.
“Dengan digitalsasi, semua hal termasuk kegiatan UMKM menjadi lebih cepat, lebih mudah dan lebih luas jangkauan dalam segi pemasaran pada konsumen. Sehingga modal dan keuntungan pelaku UMKM cepat berputar,” jelasnya.
Direktur Grup Perlindungan Konsumen Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI, Diana Yumanita mengatakan, dengan digitalisasi dapat menginterkoneksi berbagai event dan antar pelaku UMKM. Digitalisasi diharapkan, semua pihak yang terhubung bisa mendapatkan keuntungan.
“Adanya interkoneksi antar pelaku UMKM akan memunculkan kerja sama dan kolaborasi yang dapat meningkatkan pendapatan mereka. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional,” tuturnya.(Nca)